PORONG (beritasidoarjo.com) Peninggian jalan raya
Porong yang belum selesai pengerjaannya menimbulkan masalah baru, yaitu
banyaknya debu jalan yang berterbangan sehingga mengganggu pernapasan
dan jarak pandang para pengguna jalan.
Seperti yang disampaikan oleh Ali (45 thn) pengendara sepeda motor yang melintasi jalan raya Porong, Senin (30/7/2012).
“Debunya benar-benar tebal sehingga mempengaruhi jarak pandang, apalagi kalo kendaraan-kendaraan besar dan berat yang melintas,” katanya.
Jarak pandang akibat tebalnya debu tersebut antara 100 meter hingga 200 meter terutama pada siang hari dimana sedang padat-padatnya kendaraan roda empat atau lebih melintasi jalan raya Porong.
Rupanya penyiraman jalan yang dilakukan oleh pekerja tidak mampu meredam banyaknya debu yang berterbangan itu.
Sebab selang beberapa menit setelah pekerja melakukan penyiraman, jalan sudah kering lagi dan menerbangkan debu-debu yang dilewati oleh kendaraan roda empat atau lebih.
Jalan raya Porong di uruk dengan tanah, pasir dan batu kecil setinggi 20 hingga 30 centimeter dari keadaan sebelumnya.
“Selain mengganggu jarak pandang juga mengganggu sistem pernapasan, maka dari itu setiap melintasi jalan ini saya selalu memakai masker penutup hidung,” kata Sugeng pengendara sepeda motor lainnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan wartawan beritasidoarjo.com di lokasi bahwa pada jam-jam sibuk kendaraan roda empat atau lebih diarahkan ke barat melalui jalan Bayangkari menuju jalur arteri Porong. (imams)
Seperti yang disampaikan oleh Ali (45 thn) pengendara sepeda motor yang melintasi jalan raya Porong, Senin (30/7/2012).
“Debunya benar-benar tebal sehingga mempengaruhi jarak pandang, apalagi kalo kendaraan-kendaraan besar dan berat yang melintas,” katanya.
Jarak pandang akibat tebalnya debu tersebut antara 100 meter hingga 200 meter terutama pada siang hari dimana sedang padat-padatnya kendaraan roda empat atau lebih melintasi jalan raya Porong.
Rupanya penyiraman jalan yang dilakukan oleh pekerja tidak mampu meredam banyaknya debu yang berterbangan itu.
Sebab selang beberapa menit setelah pekerja melakukan penyiraman, jalan sudah kering lagi dan menerbangkan debu-debu yang dilewati oleh kendaraan roda empat atau lebih.
Jalan raya Porong di uruk dengan tanah, pasir dan batu kecil setinggi 20 hingga 30 centimeter dari keadaan sebelumnya.
“Selain mengganggu jarak pandang juga mengganggu sistem pernapasan, maka dari itu setiap melintasi jalan ini saya selalu memakai masker penutup hidung,” kata Sugeng pengendara sepeda motor lainnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan wartawan beritasidoarjo.com di lokasi bahwa pada jam-jam sibuk kendaraan roda empat atau lebih diarahkan ke barat melalui jalan Bayangkari menuju jalur arteri Porong. (imams)