JABON (beritasidoarjo.com) Selama tiga hari
berturut-turut mayat di temukan di kali Porong, antara lain sosok mayat
laki-laki warga Dusun Kluweh Desa Kebonagung, Porong bernama Maksum,
kemudian sosok mayat perempuan asal Desa Pintu Mulyasari, Subang Jawa
Barat yang diketahui bernama Ainah.
Kali ini di temukan kembali sosok mayat laki-laki tanpa identitas dan
tanpa busana di tepi kali Porong, tepatnya di Desa Kalisogo, RT 04, RW
02, Kecamatan Jabon, Jum’at (22/2/2013).
Mayat Mr X ini pertama kali di temukan oleh Sudarsono warga Desa
Kalisogo, RT 04, RW 02, Kecamatan Jabon sekitar pukul 10:30 WIB.
Saat itu Sudarsono sedang berjalan-jalan diatas tanggul kali Porong untuk melihat pasang surutnya arus air.
Ketika turun kebawah tanggul dan menyusuri bawah tanggul yang
dipenuhi rumput, tiba-tiba dia melihat sesosok mayat tanpa busana
tertimbun sampah kali Porong.
“Kemudian saya melaporkan kepada Sekdes (Sekretaris Desa,red) terkait keberadaan mayat tersebut,” kata Sudarsono.
Kemudian Sekdes Kalisogo, Sugeng Basuki melaporkannya ke Mapolsek
Jabon terkait mayat Mr X di kali Porong yang ditemukan warganya
tersebut.
Kapolsek Jabon, AKP Dwi Heri Sukismanto melalui Kanit Reskrim, Aiptu
Isbahar Buamona membenarkan bahwa ada laporan dari masyarakat tentang di
temukannya sosok mayat laki-laki tanpa busana oleh warga setempat.
Mayat laki-laki tanpa busana itu kemudian di evakuasi dan di kirim ke RS Bhyangkara Pusdik Gasum Porong untuk dilakukan otopsi.
“Penyebab kematiannya masih belum bisa di ketahui secara pasti karena
kondisi mayat sudah membengkak dan wajah tidak dapat di kenalinya,”
tegasnya. (imams/friends)
Senin, 25 Februari 2013
Rabu, 13 Februari 2013
BAZ Gelar Khitanan Massal Dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo
SIDOARJO (beritasidoarjo.com) Dalam rangka
memperingati Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo ke 154 tahun, Badan Amil Zakat
(BAZ) menggelar khitanan massal bagi anak tidak mampu di pendopo
Kabupaten Sidoarjo, Rabu (13/2/2013).
Ketua panitia khitanan massal, Ilhamudin mengatakan bahwa peserta khitanan massal kali ini berjumlah 181 anak dari keluarga miskin.
“Jumlah anak yang ikut khitanan massal kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun kemarin, karena tahun ini tidak bertepatan dengan libur sekolah,” katanya.
Selain itu menurut Ilhamudin, penurunan jumlah peserta khitanan maassal disebabkan di desa-desa banyak yang menggelar khitanan massa dalam rangka peringatan maulud Nabi Muhammad SAW.
Untuk kelancaran pelaksanaan khitanan massal tersebut pihak panitia yang dibantu oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo menyiapkan 20 pasang tenaga medis.
“Ada 20 pasang tenaga medis yang membantu dalam pelaksanaan khitanan massal kali ini dan 2 dokter yang berjaga-jaga untuk menangani kegawatdaruratan apabila terjadi apa-apa,” ucapnya.
Sedangkan untuk menghilangkan rasa sakit pada saat di khitan, para tenaga medis menggunakan suntik bius dan menggunakan sistem laser pada saat khitannya.
Bupati Sidoarjo, H. Saiful Ilah dalam sambutannya mengatakan bahwa khitanan massal ini selain dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke-154 tahun juga untuk menjalankan syariat Islam.
“Selain untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo, khitanan massal ini juga untuk menjalankan syariat Islam,” kata H. Saiful Ilah.
Dia juga berharap agar anak-anak yang dikhitan nanti menjadi anak yang soleh, berguna bagi bangsa dan negaranya.
Rio salah satu peserta khitanan massal dari Desa Ketegan, Kecamatan Tanggulangin mengatakan bahwa dirinya sempat ketakutan sebelum menjalani khitanan.
“Sebelumnya saya takut tapi setelah dikhitan, ternyata rasanya tidak sakit,” kata siswa kelas tiga itu. (imams)
Ketua panitia khitanan massal, Ilhamudin mengatakan bahwa peserta khitanan massal kali ini berjumlah 181 anak dari keluarga miskin.
“Jumlah anak yang ikut khitanan massal kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun kemarin, karena tahun ini tidak bertepatan dengan libur sekolah,” katanya.
Selain itu menurut Ilhamudin, penurunan jumlah peserta khitanan maassal disebabkan di desa-desa banyak yang menggelar khitanan massa dalam rangka peringatan maulud Nabi Muhammad SAW.
Untuk kelancaran pelaksanaan khitanan massal tersebut pihak panitia yang dibantu oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo menyiapkan 20 pasang tenaga medis.
“Ada 20 pasang tenaga medis yang membantu dalam pelaksanaan khitanan massal kali ini dan 2 dokter yang berjaga-jaga untuk menangani kegawatdaruratan apabila terjadi apa-apa,” ucapnya.
Sedangkan untuk menghilangkan rasa sakit pada saat di khitan, para tenaga medis menggunakan suntik bius dan menggunakan sistem laser pada saat khitannya.
Bupati Sidoarjo, H. Saiful Ilah dalam sambutannya mengatakan bahwa khitanan massal ini selain dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke-154 tahun juga untuk menjalankan syariat Islam.
“Selain untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo, khitanan massal ini juga untuk menjalankan syariat Islam,” kata H. Saiful Ilah.
Dia juga berharap agar anak-anak yang dikhitan nanti menjadi anak yang soleh, berguna bagi bangsa dan negaranya.
Rio salah satu peserta khitanan massal dari Desa Ketegan, Kecamatan Tanggulangin mengatakan bahwa dirinya sempat ketakutan sebelum menjalani khitanan.
“Sebelumnya saya takut tapi setelah dikhitan, ternyata rasanya tidak sakit,” kata siswa kelas tiga itu. (imams)
Langganan:
Postingan (Atom)